Vietnam : Doeloe Belajar Kopi dari Indonesia Sekarang Melampaui Indonesia

20.02
Vietnam : Doeloe Belajar Kopi dari Indonesia Sekarang Melampaui Indonesia - Sudah barang tentu, ada alasan mengapa Wakil Presiden Jusuf Kalla menggelar pertemuan bertajuk "Rapat Pengembangan Kopi Nasional" pada Sabtu (13/2/2016) di ibu kota Provinsi Lampung, Bandar Lampung. Rapat penting itu, persisnya dilaksanakan di Rumah Dinas Gubernur Lampung Ridho Ficardo. Selain Ridho Ficardo sebagai tuan rumah, hadir dalam rapat tersebut antara lain Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.



Alasan itu bahkan dipaparkan sendiri oleh Jusuf Kalla. Kata pria yang karib disapa Pak JK itu, 30 persen produksi kopi nasional berasal dari provinsi itu. Saat ini, total produksi kopi nasional mencapai angka 600.000 ton per tahun, ungkap Jusuf Kalla.

Namun, terkesan, angka 600.000 ton kopi per tahun masih membuat Jusuf Kalla belum sampai pada kata puas. Pasalnya, jika angka tersebut dibandingkan dengan Brasil dan Vietnam, posisi Indonesia ada di urutan ketiga penghasil kopi dunia.

Lagi-lagi menurut Jusuf Kalla, Vietnam sanggup memproduksi 1,2 juta ton kopi saban tahun. Negara ini menempati posisi kedua. "Doeloe, Vietnam belajar menanam kopi dengan kita. Sekarang produksi kopinya melebihi dua kali kipat dari kita," kata Jusuf Kalla.

Sementara itu, pada 2015, Brasil menghasilkan lebih dari 2,9 juta ton kopi. Pencapaian ini menempatkan Brasil di posisi pemuncak penghasil kopi dunia.

Masih menurut Jusuf Kalla, pertumbuhan kopi dunia naik 15 persen setiap tahun. Namun, produksi kopi Indonesia hanya mampu naik satu persen tiap tahunnya. "Bahkan dalam lima tahun terakhir stagnan," imbuh Jusuf Kalla.

Mari menyimak catatan yang disampaikan oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin pada pencanangan Hari Kopi Nasional Indonesia pada 1 Oktober 2015. Menurutnya, di sektor
komoditas, kopi adalah penyumbang devisa keempat setelah kelapa sawit, karet, dan kakao. Pada saat 2014 berakhir, nilai devisa kopi mencapai 1,4 miliar dollar AS.

Sementara itu, data sampai dengan akhir 2014 menunjukkan lahan perkebunan kopi di Indonesia mencapai 1,24 juta hektar. Dari jumlah itu, luas lahan perkebunan kopi  jenis robusta adalah 933.000 hektar. Sementara sisanya, 370.000 hektar adalah perkebunan kopi arabika. Lebih lanjut, rata-rata luas kepemilikan lahan petani mencapai 0,6 hektar.

Mengenai angka produktivitas tanaman kopi, Saleh Husin menyebutkan bahwa kopi robusta, angka produktivitasnya 741 kilogram biji kopi per hektar per tahun. Sementara, produktivitas biji kopi arabika mencapai 808 kilogram per hektar tiap tahunnya.

Kemudian, data terkumpul dari Humas Provinsi Lampung pada Kamis (19/11/2015) menunjukkan bahwa Lampung merupakan penghasil kopi terbesar di Indonesia. Luas perkebunan kopi di provinsi tersebut mecapai 154.168 hektar. Adapun, dari lahan seluas itu, dihasilkan produksi 91.917 ton biji kopi kering.

Terkait dengan upaya pemerintah meningkatkan produksi kopi, Menteri Amran Sulaiman mengatakan pemerintah akan memberikan dana pengembangan kopi melalui Kredit Usaha
Rakyat (KUR). Dana untuk peningkatan produktivitas kopi mencapai Rp 5,6 triliun. Dari jumlah itu, Rp 4,4 triliun digunakan untuk intensifikasi. Sementara, sisanya untuk keperluan penanaman kembali. "Kami akan mempercepat intensifikasi lahan kopi 100.000 hektar sampai akhir tahun," kata Amran.

Sementara, Gubernur Jambi Zumi Zola yang ikut dalam rapat itu mengemukakan harapannya. Meski Jambi bukan daerah penghasil kopi terbesar, program bantuan pemerintah bakal membuat Provinsi Jambi bisa berkontribusi dalam produksi kopi nasional. “Kami akan membuat lahan pangan abadi. Salah satunya memproduksi kopi. Ini akan berjalan baik dengan adanya bantuan pemerintah seperti ini,” Ujar Zumi Zola.

Berbagai harapan dalam rapat tersebut semoga menjadi langkah nyata. Apabila Indonesia sudah berhasil menjadi nomor satu dalam kategori negara penghasil kopi dunia, bukan tidak mungkin bakal muncul slogan, ingat kopi, ingat Indonesia!(Doeloe Sekarang)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »